PROGRAM PELAYANAN YPPS
1. Program Pendampingan Anak Jalanan
Fenomena anak jalanan tidak hanya terdapat di kota-kota besar tetapi sudah masuk ke kota-kota kecil. Kudus yang merupakan kota industri ternyata juga tidak dapat menampung semua warganya untuk dapat hidup layak. Karena keterbatasan ekonomi komunitas Kaligelis mempekerjakan anak-anak mereka di jalanan. Anak-anak usia sekolah menggunakan waktunya di jalan-jalan di wilayah Kudus sehingga kepribadian mereka menjadi rusak karena nilai-nilai yang dianut di jalan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai umum. Melihat permasalahan di atas YPPS melakukan pendampingan kepada anak-anak tersebut dan menjadi teman bagi anak jalanan agar mereka juga merasa sebagai manusia yang dimanusiakan oleh manusia lain. Untuk itu YPPS berupaya untuk memfasilitasi sebuah sanggar belajar sebagai tempat bagi para anak untuk dapat bermain, belajar dan mengekspresikan diri mereka.
Tujuan
Secara umum program ini bertujuan mengurangi jumlah anak jalanan dan mendampinginya agar meskipun tetap bekerja sebagai anak jalanan tetapi tidak mengganggu belajar dan bermain.
Kegiatan
- Pemberian Beasiswa
- Pondok Belajar dan Taman Bacaan (Sanggar)
- Wisata Pendidikan
- Festival Pengamen
- Pendampingan Terhadap Orang Tua
kembali ke atas
2. Program Barisan Sponsor Kesejahteraan Anak (BSKA)
Daerah dampingan YPPS yang selama ini telah didampingi sebagian besar merupakan daerah tertinggal dengan pendapatan perkapita penduduk yang rendah, kondisi infrastruktur yang tidak memadai dan tingkat pendidikan yang sangat rendah. Mayoritas masyarakat dampingan YPPS adalah putus sekolah dan lulusan SD, anak-anak merekapun sekolah hanya pada taraf SD. Gedung sekolah hanya SD sementara SLTP tidak ada. Karena kondisi ekonomi dan infrastruktur tidak mendukung, maka jika ingin melanjutkan ke SLTP atau SMU harus menempuh perjalanan kaki puluhan kilo meter, maka YPPS merasa perlu untuk meringankan beban pendidikan mereka dengan program Pendidikan Dasar 9 tahun. YPPS (Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Swadaya) bekerjasama dengan para Dermawan mencoba melaksanakan program yang berusaha untuk mempertemukan dua sisi tersebut dalam sebuah wadah Barisan Sponsor Kesejahteraan Anak (BSKA).
Tujuan
- Menolong anak-anak yang terancam putus sekolah untuk dapat melanjutkan pendidikan formal tingkat dasarnya.
- Menyediakan wahana bagi pihak-pihak yang rindu untuk menyalurkan cinta kasih mereka kepada anak-anak yang membutuhkan santunan.
- Menyalurkan biaya pendidikan kepada keluarga kelompok sasaran dengan sistem sponsor.
- Memberikan bimbingan organisasional kepada orang tua anak yang tergabung dalam sebuah kelompok Usaha Bersama.
Bentuk Pelayanan
- Anak yang menerima santunan sosial tetap tinggal bersama keluarganya masing-masing.
- Penyaluran santunan sosial dengan sistem sponsorship. Masing-masing anak akan mempunyai sponsor tetap yang bertanggungjawab atas biaya pendidikan anak tersebut. Persembahan dari sponsor untuk 1 anak SD tiap bulan adalah Rp. 15.000,-, SLTP 20.000,-.
- YPPS tiap bulan akan menyampaikan persembahan dari para dermawan kepada anak yang berhak dalam bentuk biaya sekolah, perlengkapan sekolah, bimbingan pendidikan dan Gizi.
kembali ke atas [ Lebih
detail dan daftar Anak dan Sponsor BSKA ]
3. Program Pendampingan Pedesaan
Kondisi pedesaan yang di dampingi YPPS adalah pedesaan yang sangat miskin. Keadaan tanah pegunungan berbatu, kering dan mengandalkan tadah hujan untuk melakukan kegiatan pertanian. Karena kondisi yang demikian masyarakat menjadi miskin dan tidak berdaya untuk hidup lebih baik. Penghasilan rata-rata 4.000.000- tiap tahun. Tingkat pendidikan mereka sangat rendah. Tercatat pendidikan yang dapat mereka tempuh di tingkat SMU 1,47%, SLTP 1,80, sisanya hanya mengenyam pendidikan SD atau putus sekolah. Kondisi ini juga mengakibatkan kepada tingkat pengangguran yang tinggi, kejahatan dan tingkat kesehatan masyarakat sangat rendah. Kondisi ini diperparah dengan keadaan infrastruktur yang sangat jelek dan perhatian pemerintah yang sangat minim, sehingga masyarakat merasa berjuang sendirian tanpa mendapat bantuan dari pemerintah.
Tujuan :
- Meningkatkan kemampuan Manajemen Petani
- Hasil Panen petani dapat memenuhi kebutuhan Pasar
- Dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah untuk mendukung kepentingan petani
- Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menggali semua potensi yang ada di pedesaan.
Kegiatan Dan Program
- Pengorganisasian Masyarakat
- Pelatihan Manajemen Dan Kewirausahaan
- Penguatan Jaringan
- Penyuluhan Pertanian Lestari
- Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Pasca Panen
- Kursus Ketrampilan Kerja
- Pembentukan Kelompok Perempuan
- Penyuluhan Kesadaran Gender
- Pelatihan Ekonomi Rumah Tangga
kembali ke atas
4. Program Permodalan Kelompok Untuk Usaha Produktif.
Masyarakat dampingan YPPS pada saat ini sangat membutuhkan modal kerja dalam menjalankan usaha pertaniannya. Saat ini mereka dikuasai oleh para pemodal yang mengambil keuntungan yang sangat besar sementara para petani seolah hanya menjadi “buruh” yang tidak memperoleh keuntungan yang memadai atas usaha pertaniannya. Para pemodal pada saat musim tanam menyediakan sarana produksi dengan harga yang sangat tinggi atau dipinjamkan dengan bunga yang sangat tinggi berkisar antara 2,5-3% tiap bulan. Pada saat panen para petani terpaksa menjual kepada para pemodal dengan harga yang sangat rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut bantuan permodalan dengan pendampingan kelompok merupakan solusi yang konkrit.
Tujuan
- Merintis Bank Desa sebagai wadah keuangan Pedesaan
- Membantu masyarakat dampingan dalam permodalan.
Pelaksanaan Pencairan Dana Kredit
YPPS menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan lewat kelompok Usaha Bersama. Semua hubungan antara anggota kelompok harus lewat Kelompok UB. Dengan pola hubungan seperti ini anggota akan merasa mempunyai perasaan untuk saling menjaga kepercayaan antara satu dengan yang lain.Untuk tahap awal dana disalurkan kepada 10 KUB dengan jumlah anggota antara 30 sampai dengan 40 jiwa, masing-masing membutuhkan dana antara Rp. 10.000.000,- sampai dengan Rp. 20.000.000,-
kembali ke atas
5. Program Pendidikan Ketrampilan Pemuda Putus Sekolah
Sebagian besar angkatan kerja berada di pedesaan. Apabila di desa-desa tidak tersedia lapangan kerja yang mampu menampungnya di luar sektor pertanian, maka terjadilah pengangguran, yang akan membawa dampak sosial dan keamanan di masyarakat. Apalagi saat ini sudah terjadi mekanisasi pertanian, sehingga terjadilah kelebihan tenaga produktif di desa, karena tenaga manusia sebagian telah diganti dengan tenaga mesin.
Akibatnya banyak dari mereka merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Mereka rata-rata tingkat pendidikan formalnya rendah dan tidak memiliki ketrampilan. Ini menyebabkan tingkat ketergantungan terhadap keluarga tinggi. Kenyataan ini menimbulkan sikap rendah diri dan apatis serta memiliki motivasi yang rendah terhadap pembangunan dan perubahan sehingga timbul rasa tidak berdaya untuk menghadapi masalah dan mengatasinya. Untuk mengatasi kondisi yang demikian YPPS mengundang kepada semua pihak untuk peduli pada nasib mereka.
Pelaksanaan Program:
- YPPS menghimpun dana dari para dermawan.
- Menyeleksi pemuda yang berusia produktif 15-30 tahun dan sudah tidak sekolah secara formal (SD, SLTP, SMU) atau pengangguran untuk diikutkan pelatihan ketrampilan.
- Menyelenggarakan pelatihan, baik sendiri maupun dikerjasamakan dengan lembaga mitra.
6. Program Pengembangan Ekonomi Jemaat
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan gereja adalah faktor ekonomi jemaat. Gereja yang mempunyai sumber daya yang cukup, baik sumber daya manusia dan dana dari sisi teknis akan dapat dengan leluasa membuat program pelayanan dan penginjilan secara lebih baik. Jika jemaat terbelenggu kemiskinan akan mengakibatkan perkembangan gereja menjadi terganggu.
Kemiskinan akan membuat jemaat disibukkan dan terbelenggu dengan masalah-masalah ekonomi semata. Hal ini sangat menyita waktu sehingga jemaat kurang memperhatikan kehidupan bergereja, mengakibatkan gereja menjadi statis, bahkan menurun. Karena kemiskinan pula, tingkat pendidikan yang rendah juga sangat mempengaruhi perkembangan gereja. Dari tingkat pendidikan jemaat yang rendah akan menghasilkan sumber daya manusia yang rendah pula sehingga dalam pengelolaan manajemen gereja menjadi kurang optimal. Belum lagi jemaat yang memiliki pendidikan yang cukup dan secara ekonomi mapan memilih untuk keluar dari desa tersebut untuk meningkatkan karir mereka dan menjadi jemaat gereja di kota, sehingga yang tertinggal hanyalah orang-orang yang secara ekonomi dan pendidikan rendah.
Pada sisi yang lain banyak dari anggota jemaat yang mempunyai kepedulian sosial tinggi tetapi bingung untuk menolong anggota jemaat lain yang membutuhkan pendampingan di bidang ekonomi. Seringkali gereja-gereja besar dan jemaatnya melakukan pendampingan pada gereja-gereja kecil hanya pada masalah-masalah rohani. Sedikit sekali gereja yang memperhatikan kebutuhan perekonomian jemaat atau gereja kecil secara komprehensif. Bentuk-bentuk perhatian biasanya terbatas pada pelayanan-pelayanan karitatif murni pada hari-hari khusus, yang tidak atau belum menyentuh permasalahan yang mendasar.
Dari permasalahan tersebut YPPS mencoba untuk menawarkan solusi dengan merangkul gereja-gereja yang peduli pada pengembangan ekonomi jemaat untuk bersama-sama melakukan pendampingan kepada jemaat miskin dengan Program Pendampingan Ekonomi Jemaat.
Tujuan.
Meningkatkan pendapatan ekonomi jemaat.
Kegiatan
- Pendampingan Secara Kelompok
- Pengorganisasian
- Sosialisasi dan Pendekatan
- Pembentukan Kelompok
- Pelatihan Pengurus
- Pendampingan Usaha
- Pelatihan Manajemen dan Kewirausahaan
- Pelatihan Ketrampilan Khusus.
- Study Banding
- Pendampingan Modal
- Modal usaha
- Pelatihan Pembukuan dan Administrasi
- Jaringan Pemasaran
Pembentukan jaringan
- Sharing dan Refleksi
kembali ke atas
kembali ke Home
Copyright © 2004 Cekly Co.
Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Swadaya
Sinode GKMI
Jl. Baru 264-C, KUDUS
ypps@plasa.com
|